Kamis, 29 Desember 2011

Perbedaan Ras


 Tema : Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat


Starifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dan penduduk ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.  Starifikasi sosial terbagi menjadi tiga bagian, yaitu starifikasi sosial terbuka, tertutup, dan campuran. Contoh starifikasi sosial terbuka adalah orang miskin yang menjadi kaya setelah melakukan usaha dan kerja keras. Starifikasi sosial tertutup contohnya adalah sistem kasta, sistem rasialis, dan feodal. Sedangkan starifikasi sosial campuran merupakan gabungan dari starifikasi sosial tertutup dan terbuka. Misalnya, ada orang berkasta tinggi di Bali. Namun, saat dia pindah ke Jakarta dan menjadi seorang buruh, maka kedudukannya menjadi rendah.
Menuju pada pembahasan tentang starifikasi sosial diatas, kali ini saya akan membahas tentang rasialis. Rasialis atau yang biasa kita sebut sebagai ras adalah suatu sistem klasifikasi yang mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda berdasarkan ciri fenotipik, asal-usul, jasmani, dan kesukuan yang terwarisi. Pada awal abad ke-20, istilah rasialis sering kali digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang memiliki segi fenotip yang sama. Karena banyaknya masyarakat yang mengelompokkan manusia berdasarka ras mengikuti pola pelapisan sosial, bagi para ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial, ras dapat diartikan sebagai faktor socsologis, yang secara terbatas mencerminkan penjelasan yang subyektif, jati diri, dan lembaga sosial.
Di abad ke-20 pula para ahli menetapkan klasifikasi ras manusia menjadi :
1.      Ras Khoisan, yaitu orang Bushmen atau Hottentot dari Afrika Selatan.
2.      Ras Australoid, yaitu orang Dravida, orang Asia Tenggara Asli, orang Papua, dan orang Australia.
3.      Ras Negroid, yaitu orang-orang berkulit hitam.
4.      Ras Kaukasoid, yaitu orang-orang berkulit putih.
5.      Ras Mongoloid, yaitu orang-orang berkulit kuning, atau berwarna.
Tetapi, pengelompokan ras diatas belum final, karena menurut teknologi modern ditemukan bahwa test DNA beberapa bangsa di dunia masih belim bisa menyimpulkan pengelompokan ras manusia yang terbaru.
Perbedaan ras ini juga menyebabkan banyak pro dan konra, seperti terjadi diskriminasi pada ras-ras tertentu. Biasanya, diskriminasi sering terjadi pada orang-orang berkulit hitam. Seperti yang terjadi pada ras negroid di Amerika. Dulu, masyarakat kulit hitam diperlakukan tidak adil. Mereka diperbudak, disiksa, bahkan dijual dan dipisahkan dari anak, istri, dan suaminya. Perbudakan dan jual-beli ras negroid tidak hanya terjadi di Amerika saja, namun juga di bagian Eropa, dan Arab. Pada abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18 berdagangan ras kulit hitam mengalami peningkatan yang sangat pesat, yaitu dari 10.000 budak / tahun menjadi 60.000 budak / tahun.
Di Amerika sendiri, perbudakan ras kulit hitam dimulai sejak tahun 1619, sebelum Amerika mendeklarasikan kemerdekaannya. Setelah kemerdekaannya, pada tahun 1850, negara Amerika Serikat bagian selatan menjadi produsen 80% kapas di dunia. Tambahan lagi, setelah ditemukannya mesin pemisah biji kapas pada tahun 1973 membuat posisi sentral ekonomi di Amerika Serikat menjadi semakin kokoh.  Dengan demikian, pertanian kapas di Amerika semakin maju dan memerlukan pekerja untuk penanaman, dan pemeliharaan lebih banyak lagi. Hal itu tentu saja akan membutuhkan dana yang banyak. Namun, akhirnya masalah ini terselesaikan dengan adanya tenaga kerja dari para budak yang dapat diperas keringatnya demi kepentingan pemiliknya tanpa memikirkan bayaran ataupun upah dan semacamnya. Karena itulah, dalam sektor pertanian kapai ini 60% dari pekerjanya adalah para budak. Setiap hari para budak yang merupakan ras kulit hitam ini disuruh kerja keras, dan bila melakukan kesalahan akan dihukum dengan cara disiksa menggunakan cambuk dan sebagainya.

Pemilik budak di Amerika, memiliki cara tersendiri dalam menjaga budak-budak berkulit hitam mereka agar tidak dapat melarikan diri. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuat pagar-pagar listrik, atau menyewa penjaga  untuk menghalangi para budak keluar dari lingkungannya. Tapi mereka hanya perlu menanamkan sikap ketergantungan yang berlebihan kepada para budak sehingga mereka tidak bisa mandiri, dan tidak tahu apa-apa. Para budak berkulit hitam tersebut sangat tergantung pada majikannya dalam hal pemberian makanan, juga pakaian. Mereka juga menanamkan rasa takut kepada para budak, agar mereka tidak berani berbuat apapun, seperti melawan, apalagi melarikan diri. Ditambah dengan butanya para budak dengan baca tulis membuat para budak tersebut tidak mengerti apapun kecuali menaati perintah majikannya.


Di ambil dari berbagai sumber.

1 komentar:

  1. Tuhan menciptakan manusia serupa dengan Tuhan bukan untuk membeda-bedakan oleh manusia, mengapa Tuhan membiarkan ras kulit hitam yang di diskriminasi oleh orang kulit putih?

    BalasHapus