Kamis, 29 Desember 2011

Maraknya Penipuan Dalam Mencari Pekerjaan


 Tema : Warga Negara dan Negara


Perjalanan mencari sesuap nasi bukanlah hal yang mudah tapi bukan berarti kita menyerah. Memang mencari pekerjaan tidaklah mudah.
Maka dari itu tulisan ini semoga menjadi cara dan sikap antisipasi agar kita mempunyai slogan pekerjaan itu mudah dan sebagian besar alasan mereka mengatakan pekerjaan itu sulit karena mereka pernah “tertipu” dan tulisan ini adalah sebagian kecil dari antisipasi dari aksi penipuan. Kali ini saya membahas tentang penipuan dalam mencari kerja. Waspadalah !!
ketika orang awam yang belum tahu akan pekerjaan baru atau ingin cepat-cepat berkerja bisa saja dia terjerumus pada “penipuan”.
modus penipuan yang mengatasnamakan perusahaan besar dan berkembang pesat adalah legimitasi mereka agar mendapat kesan yang baik dan menarik, bukankah itu cara yang licik??

Nah, saya akan langsung membahas penipuan yang terjadi di dalam mencari pekerjaan.
Kita ambil contoh PT. HADENA INDONESIA yang bergerak di bidang INDUSTRI dan PERDAGANGAN yang mengatas namakan perusahaan yang besar dan sudah berdiri sejak lama.

Pada awalnya saya dan sahabat saya tertarik dengan apa yang ada didalam brosur tersebut yang didapat dari angkot. Di Brosur tersebut kerjanya yaitu “Pengeleman Kantong Teh Rosella Dengan Penghasilan Ngelam 1 Kotak Komisi Rp.70.000”. Akhirnya pada saat itu juga kami pergi ke alamat yang sudah ada di brosur tersebut.
Setelah sampai di tempat tujuan ternyata tempatnya itu di sebuah ruko yang ada di Bekasi, ada seorang satpam yang menyapa dan memberitahukan agar kami langsung ke dalam agar mendaftar di perusahaan tersebut.

Dan Kamipun mendaftar ternyata ada biaya pendaftaran sebesar Rp.5.000, padahal kami belum melengkapi persyaratan yang diminta tapi kata orang yang menerima kami persyaratan yang belum lengkap bisa di lengkapi besok.
Setelah itu kami menunggu untuk interview di lantai 2, kamipun interview dan setelah dijelaskan ternyata ada biaya lagi sebesar Rp. 250.000 dan katanya itu untuk biaya kartu anggota yang gunanya untuk mengambil komisi setiap bulannya.
Tugasnya itu cuma menyebar brosur ke orang-orang, dan pengeleman kantong teh rosella itu bisa dikerjakan dirumah dan dapat dikerjakan oleh siapapun.
Saat itu kami tidak bawa uang untuk membayar yang Rp.250.000 itu, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan kembali lagi besok.

Kami sangat tertarik dengan pekerjaan itu, selain mudah pekerjaannya bisa dikerjakan dirumah pula. Keesokaannya kami datang lagi dan langsung membayarkan uang tersebut.
Dan ternyata perusahaan tersebut bergerak di bidang MLM, yang harus mengajak orang untuk bergabung di perusahaan tersebut.
Kami langsung dibuatkan kartu anggota dan mendapat 1 kotak teh rosella yang harus dikerjakan dirumah dan diberi sebuah farfum untuk dipromosikan.
Setelah selesai pekerjaan tersebut kamipun datang untuk mengambil komisi.
Disana kami bertemu orang yang berbeda yang tugasnya mengurusi orang yang mengembalikan 1 kotak kantong teh tersebut.
Ternyata orang itu menjelaskan lagi tentang cara kerjanya, tugasnya tetap sama yaitu menyebarkan brosur dan kalau tidak ada yang mendaftar tidak akan di kasih lagi untuk pengeleman kantong teh tersebut.
Setelah komisi diberikan ternyata uang yang dikasih Rp. 70.000 itu dipotong untuk belanja produk yang ada di perusahaan tersebut dan Cuma dapat Rp. 30.000.
Komisi yang diberikan setiap bulan juga nantinya untuk belanja di perusahaan tersebut.

Apa itu yang dinamakan pekerjaan? Belum apa-apa sudah harus mencari orang yang mau berkerja. Emangnya gamoang mengajak orang gitu?

Adapun Antara lain perusahaan yang “penipu” :
1. mengatasnamakan perusahaan yang asing dan bertaraf internasional atau nasional
2.mengumbar janji sperti dalam kolom lowongan kerja yang mereka buat
3.tidak ada psikotes tertulis maupun wawancara yang mendetail melainkan merka menggantinya dengan kewajiban formalitas atau kewajiban membayar/membeli/memasarkan prodak perusahaan.
4.disuruh mengirim data via sms kalau ada yang menanyakan tentang perusahaan tersebut.
Sebaiknya para calon kerja yang mencari lowongan, sebaiknya :
1.cari informasi kepada oarang atau lebih efektif dan valid cari perusaahaan tersebut di situsnya
2.jangan sesekali memberikan uang atau DP,biaya pendaftaran.


Sekarang saya kembalikan hal ini kepada Anda semua para Kompasianer. Apakah ini termasuk sebuah usaha cerdas kreatif untuk mengatasi problematika pengangguran yang semakin membludak di saat ini atau hanya sebuah usaha penipuan menembak pangsa pasar baru belaka?

Semoga tidak ada korban lagi dan ini menjadi pelajaran yang sangat penting dalam mencari pekerjaan agar tidak tertipu dengan apa yang ada di informasi yang didapat.

WASPADALAH ! WASPADALAH !


1 komentar:

  1. Udah kayak bang Napi aja, neng.
    WASPADALAH! WASPADALAH! wkwkwkwk

    BalasHapus